Kamis, 21 Agustus 2014

Penyuntikan


*      PENYUNTIKAN 
Pengertian   :  Tata cara melakukan beberapa macam tindakan penyuntikan   Obat - obatan  kepada pasien.
Tujuan          :  Melakukan  tindakan penyuntikan obat kepada pasien secara aman,nyaman dan benar.
Kebijakan    :  Semua Obat yang potensial menimbulkan alergi harus dilakukan skin test telebih dahulu Semua penyuntikan menggunakan disposable syrybge yang baru.
Prosedur       :
1.            Intruksi penyuntikan oleh Dokter,yang tertulis lengkap dan
        Jelas dalam rekam medik, bila kurang jelas atau kurang mengerti segera tanyakan kepada Dokter yang memberi instruksi.
2.            Persiapkan meja suntik dengan tersedia diatasnya :

a. Kapas alkohol 70% dalam wadah tertutup.
b. Obat obatan yang dibutuhkan
 c. Persiapkan resusitasi caira seperti, IV catheter,Blood set,Larutan infuse RL/Asering.
3.             Persiapkan pasien :

a.      Cek ulang kesesuaian identitas pasien dengan intruksi penyuntikan
b.      Beritahukan kepada pasien dan keluarga bahwa akan disuntik,dan tenangkan pasien.
c.       Cek ulang riwayat alergi .

4.      Persiapkan obat
a.      Cek ulang kesesuaian jenis obat, dosis obat,cara  pemberian dengan intruksi penyuntikan.
b.      Cek ulang tanggal kadaluwarsa obat.
c.       Cek ulang jumlah obat.
5.      Lakukan tindakan aseptik antiseptik.
6.       Lakukan penyuntikan :

v  Cara penyuntikan langsung intravena
a.      Tentukan vena mana yang akan disuntik.
b.      Lakukan tindakan aseptik/antiseptik.
c.       Ligasi bagian vena yang akan disuntik/ditusuk.
d.      Tegangkan kulit pasien dengan tangan kiri.
e.      Pastikan tidak ada udara dalam syringe.
f.        Tusukkan jarum dengan arah jarum sejajar vena,lubang
g.      jarum mengarah keatas dan garis ukur syringe terlihat.
h.       Isap sedikit untuk melihat apakah jarum benar masuk
i.        vena,bila berhasil masuk, darah dari vena akan masuk ke dalam syring
j.        Masukkan obat secara perlahan dan perhatikan area penyuntikan.
k.       Tindihkan kapas alkohol pada tempat penyuntikan lalu
l.        cabut jarum. pertahankan kapas alkohol dengan plester.
m.     Syringe dibuang pada tempat sampah medis.


v  Cara penyuntikan  intravena melalui selang infuse.
a.      Lakukan tindakan secara aseptik dan antiseptik.
b.      Pastikan tidak ada gelombang udara pada syringe.
c.       Tusukkan jarum pada bagian karet pada selang infuse.
d.      Isap sedikit untuk memastikan jarum benar masuk ke dalam selang infuse.
e.      Tutup aliran cairan infuse.
f.        Suntikkan obat secara perlahan.
g.      Tindihkan kapas alkohol pada lokasi tusukan jarum dan cabut jarum.
h.       Buka aliran cairan infuse.
i.        Syringe di buang pada tempat sampah medis.                                      
v   Cara penyuntikan secara drip intravena.
a.      Lakukan tindakan aseptik.
b.      Pada sediaan larutan infuse tertutup karet obat bisa langsung disuntikan dengan menusukan jarum pada karet untuk selanjutnya larutan infuse dikocok sekali dua kali untuk memastikan meratanya obat larut.
c.         Pada sediaan larutan infuse tanpa tutup karet,maka selang infuse harus dipisahkan dulu dari botol cairan infuse. Jarum ditusukkan pada mulut botol infuse sama dengan lokasi tusukan selang infuse.
d.      Tetesan cairan infuse sesuai intruksi Dokter.
v  Cara penyuntikan secara intra muskuler.
a.   Tentukan lokasi penyuntikan ,pada 1/3 lateral garis sias coccygeus pada bokong,pada paha atau pangkal lengan /deltoid.
b.   Lakukan tindakan aseptik antiseptik.
c.      Untuk pasien kurus maka tangan kiri mengangkat otot pada lokasi suntikan dengan cubitan ringan.Untuk pasien gemuk dengan lapisan lemak subkutis tebal tidak perlu dilakukan.
d.   Tusukkan jarum pada lokasi suntikan hingga pada kira kira 3/4 panjang jarum, arah tegak lurus .
e.     Isap sedikit, bila masuk darah ,maka jarum ditarik sedikit .Isap ulang untuk mamastikan tidak ada darah terisap ,menandakan jarum tidak masuk  pembuluh darah.
f.       Suntikkan obat secara perlahan.
g.   Tindihkan kapas alkohol pada lokasi suntikan ,cabut jarum,massage lokasi suntikan dengan kapas tadi.
h.      Syringe dibuang pada tempat sampah medis.

v   Cara penyuntikan secara subkutan.
a.      Tentukan lokasi penyuntikan,1/3 atas lengan atas, 1/3 atas paha atas dan sekitar pusat.
b.      Lakukan tindakan aseptik antiseptik.
c.       Angkat sedikit kulit dengan cubitan.ringan oleh tanggan kiri.
d.      Tusukan jarum pada lokasi jarum mengarah keatas ,sudut suntikan  45 derajat.
e.      Isap sedikit ,pastikan tak ada darah terhisap.
f.        Suntikkan obat perlahan lahan.
g.      Tindihkan kapas alkohol pada lokasi suntikan, cabut jarum kemudian massage lokasi suntikan dengan kapas alkohol.
h.       Syringe dibuang pada tempat medis.

v   Cara penyuntikan secara intrakutan. 
a.      Tentukan lokasi penyuntikan,1/3 tengah volar lengan  kanan deltoid
b.      Lakukan tindakan aseptik antiseptik,gunakan jarum no. 27.
c.       Tegangkan kulit dengan tanggan kiri, tusukkan jarum dengan perlahan, lubang jarum mengarah keatas. Dengan sudut jarum      15 – 20 derajat.
d.      Suntikkan obat secara perlahan sampai tampak kulit pada lokasi suntikan menggelembung putih.
e.      Cabut jarum dengan tidak dilakukan apusan dengan kapas alkohol.

7.      Pasca Penyuntikan.           
a.      Perhatikan apakah ada keluhan/gejala gatal - gatal ,bercak merah, bulat pada kulit, pusing , jantung berdebar atau berkeringat banyak.
b.      Periksa nadi, apakah ujung tangan dan kaki dingin /hangat.
c.       Ukur tekanan darah.

8.      Laporkan pada Dokter bila dicurigai  ada komplikasi
9.       Catat tindakan dalam lembar observasi,catat alat,obat dan pelaksana dalam perincian harian.

PERNAPASAN


PERNAPASAN NORMAL
q  Bayi sekitar 30 – 40x/mnt
q  Anak – anak 20 – 30 x/mnt
q  Dewasa 16 – 20 x/mnt
q  Lansia 14 – 16x/mnt
      Cara : dihitung 1 menit / 60 dtk
          30 dtk x 2
           15 dtk x 4

KELAINAN PADA PERNAPASAN
q  Kusmaul ( pernapasan yg dalam dan cepat )
q  Hipoksia merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen dlm tubuh akibat difisiensi oksigen
q  Hiperventilasi merupakan peningkatan baik dalam frekwensi maupun kedalaman pernapasan
q  Hipoventilasi merupakan frekuensi pernapasan yg kurang/lambat dan dangkal
q  Dispnea merupakan perasaan sesak dan berat saat bernapas
q  Ortopnea merupakan kesulitan bernapas kecuali dlm posisi duduk atau berdiri
q  Pernapasan paradoksial merupakan pernapasan yg ditandai dengan pergerakan dinding paru yang berlawanan arah dari keadaan normal, sering ditemukan pada keadaan atelektasis
q  Stridor merupakan pernapasan bising yang terjadi karena penyempitan pada saluran pernapasan, biasanya ditemukan pada kasus spasme trakea atau obstruksi laring
q  Bradipne ( pernapasan yg lambat < 10 x/mnt )
q  Takhipne ( pernapasan yg cepat > 24x/mnt )
q  Apne ( henti napas )
q  Cheyne stokes ( pernapasan yg cepat, pelan, lambat dan akhirnya apne )
q  Biot ( pernapasan yg cepat dan mendadak menjadi apne )

SUARA TIDAK NORMAL YANG DAPAT DIAUSKULTASI PADA NAFAS ADALAH:

q   Rales : suara yang dihasilkan dari eksudat lengket saat saluran-saluran halus pernafasan mengembang pada inspirasi (rales halus, sedang, kasar). Misalnya pada klien pneumonia, TBC.
q  Ronchi : nada rendah dan sangat kasar terdengar baik saat inspirasi maupun saat ekspirasi. Ciri khas ronchi adalah akan hilang bila klien batuk. Misalnya pada edema paru.
q  Wheezing : bunyi yang terdengar “ngiii….k”. bisa dijumpai pada fase inspirasi maupun ekspirasi. Misalnya pada bronchitis akut, asma.
q  Pleura Friction Rub : bunyi yang terdengar “kering” seperti suara gosokan amplas pada kayu. Misalnya pada klien dengan peradangan pleura.



TEMUAN PADA AUSKULTASI THORAKS

q  Vesikuler : inspirasi > ekspirasi , nada rendah, lokasi sebagian area paru kanan & kiri
q  Bronkovesikuler : inspirasi = ekspirasi, nada sedang, lokasi pada ICS 1 &2, antara 2 skapula.
q  Bronkeal : ekspirasi > inspirasi, nada tinggi diatas manubrium sternum
q  Tracheal : inspirasi = ekspirasi, nada sangat tinggi, di atas trachea



ADAPUN SUARA-SUARA YANG DIJUMPAI PADA PERKUSI ADALAH:

q Sonor: suara perkusi jaringan yang normal.
q Resonan : organ berisi udara (paru-paru)
q Hiperresonan : udara lebih besar dri zat padat (pneumotoraks)
q Pekak/redup : organ padat berisi cairan ( jantung, hepar )
q Tympani : organ berongga berisi cairan & udara ( gaster )
q Datar : organ padat ( otot /jika ada massa atau tumor )

Tekanan Darah


    TEKANAN DARAH 
Tekanan darah adalah kekuatan darah terhadap dinding pembuluh darah. Tekanan darah arteri adalah kekuatan darah kedinding pembuluh darah yg menampung, mengakibatkan tekanan ini berubah – ubah pada setiap siklus jantung. Untuk pemeriksaan tekanan darah biasanya dilakukan pada lengan kanan, kecuali jika pada lengan tersebut terdapat cedera.     
 Tekanan darah Menurut the JNC :
q  Sistolik
     < 140 mmHg : tekanan drh normal
     140 – 159 mmHg : hipertensi sistolik perbatasan
     > 160 mmHg : hipertensi sistolik terisolasi
q  Diastolik
     <  85 mmHg : normal
     85 – 99 mmHg : tekanan darah normal tinggi
    90 – 104 mmHg : hipertensi ringan
    105 – 114 : hipertensi sedang
      > 115 : hipertensi berat
Tekanan sistolik minimum menurut usia
q  Neonatus sampai usia 1 bulan : > 60 mmHg
q  Usia 1 bln – 1 thn > 70 mmHg
q  Usia > 1 thn : ( usia x 2 ) + 70 mmHg